OBAT NEWS- Peneliti dari BRIN kembali mendapatkan penghargaan internasional, atas hasil risetnya yang dinilai memberikan kontribusi yang signifkan dalam penemuan bahan baku obat baru.
Adalah Peneliti Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT), Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Anggia Prasetyoputri yang berhasil meraih penghargaan APEC-Australia Women in Research Fellowship 2022.
Risetnya tersebut berjudul “Genetic manipulation and construction of Staphylococcus aureus mutants via allelic exchange.”
Anggia seorang peneliti perempuan di BRIN yang pernah memenangkan Candidate Development Award Travel Grant dari The University of Queensland Graduate School pada tahun 2019.
Baca Juga: Diuji Klinis..! Implan Tulang Belakang Hasil Riset BRIN
1.Riset Bahan Baku Obat Baru dari Mikroba untuk Antibiotik
Pada tahun 2020, kembali Anggia meraih penghargaan L’Oreal-UNESCO For Women in Science Fellowship in Life Science.
Selanjutnya penghargaan The Best Oral Presenter di The 6th International Conference on Biotechnology Engineering (ICBioE 2021) berhasil disabetnya.
Anggia mulai tertarik terhadap Antimicrobial Resistance (AMR) sejak studi S3, ketika itu menggunakan Next-Generation Sequencing (NGS) untuk mempelajari mekanisme resistensi antibiotik pada bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Setelah menyelesaikan studinya di The University of Queensland, Australia, perempuan kelahiran Manado ini kembali ke Indonesia dan berkecimpung dalam bidang pencarian bahan baku obat baru dari mikroba yang memiliki berbagai aktivitas biologis seperti antibakteri dan antikanker.
Periset perempuan ini, ingin menggabungkan ketertarikannya terhadap AMR dan pencarian antibiotik baru dengan mempelajari lebih jauh mengenai bakteri patogen, terutama MRSA.
Baca Juga: Ini Peran BRIN..! Kendalikan Penyakit Mulut dan Kuku Hewan
Anggia tertarik untuk belajar teknik membuat mutan bakteri karena beberapa studi sudah menunjukkan bahwa mutan S. aureus bisa digunakan untuk membuat sistem penapisan yang dapat menemukan senyawa-senyawa aktif yang mentargetkan dinding sel bakteri.
“Sistem penapisan tersebut juga bisa dikembangkan menjadi format high-throughput screening (HTS), sehingga proses penapisan dapat dilakukan dalam jumlah banyak dalam waktu yang cepat. Beberapa mutan S. aureus akan dibuat menggunakan pendekatan allelic exchange dan beberapa metode lain,” ujarnya seperti dikutip di laman web BRIN.
Artikel Terkait
Kabar Terbaru..! Badan POM Terbitkan Emergency Use Authorization Obat Paxlovid untuk Tatalaksana COVID-19
Perlunya Penanggulangan Hepatitis Komprehensif di Indonesia. Lakukan Deteksi Dini dan Pengobatan
Penikmat Kuliner, Pikirkan Apa yang Benar-benar Ingin Anda Makan. Nikmati yang Anda Inginkan dan Tetap Sehat
Gaya Hidup Tak Banyak Bergerak Faktor Risiko Utama Penyakit Jantung. Pahami Olahraga Terbaik untuk Jantung
Pemerintah Dorong Lagi Vaksinasi Booster. Mulai Persyaratan Mobilitas, dan Jemaah Haji Pulang dari Tanah Suci