OBAT NEWS – Hadiah Nobel di bidang Fisiologi atau kedokteran tahun ini diberikan kepada Svante Paabo dari Swedia untuk karyanya tentang evolusi manusia.
Panitia Hadiah Nobel mengatakan Paabo mencapai tugas yang tampaknya mustahil untuk memecahkan kode genetik salah satu kerabat kita yang punah yakni neanderthal.
Dia juga melakukan prestasi sensasional dalam menemukan kerabat yang sebelumnya tidak dikenal yaitu Denisovans. Dalam berbagai literatur, neanderthal dan Denisovans disebut sebagai Manusia Purba.

Baca Juga: Apoteker Alumni UGM: Jamu Masih Menjadi Pilihan, Bahkan Pada Era Digitalisasi
Mengeksplorasi Sejarah Evolusi
Karyanya membantu mengeksplorasi sejarah evolusi kita sendiri dan bagaimana manusia menyebar ke seluruh planet ini.
Pekerjaan ahli genetika berusia 67 tahun itu menyentuh inti dari beberapa pertanyaan paling mendasar: dari mana kita berasal dan apa yang memungkinkan kita, Homosapiens, untuk berhasil bertahan, sementara kerabat kita punah.
Sebagaimana diwartakan BBC pada Senin (03/10/2022) malam WIB, Paabo baru saja akan menjemput putrinya dari tempat menginap ketika dia mendapat telepon yang mengatakan dia menang. Dia mengatakan kepada BBC: "Saya sangat terkejut dan kewalahan, saya tidak berharap [hadiah] ini."
Pada 1990-an, penelitian—yang kemudian melibatkan Paabo—untuk menyusun kode genetik manusia berlangsung dengan cepat. Tapi, itu bergantung pada sampel segar DNA (Deoxyribonucleic acid) murni.
Ketertarikan Paabo adalah pada materi genetik tua, yang terdegradasi dan terkontaminasi dari nenek moyang kita. Banyak yang mengira itu adalah tantangan yang mustahil. Tapi, dia untuk pertama kalinya mampu mengurutkan DNA dari sepotong tulang berusia 40.000 tahun.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa neanderthal—yang sebagian besar tinggal di Eropa dan Asia Barat—berbeda dari manusia modern dan simpanse.

Perbedaan Genetik
Artikel Terkait
Dua Pesan Penting Prof. Suwijiyo Pramono Sebelum Wafat: Pada Sarasehan Pembentukan Dewan Jamu Indonesia
Simak..! Wawancara Khusus Ketum Dewan Jamu Indonesia: Potensi Jamu Mendukung Resiliensi Kesehatan Nasional
Menilik Kisah dr. Beatrice Stephanie Yang Berkarier di Missouri, USA Saat Covid-19
Prof. Dr.Ir. C. Hanny Wijaya Menerima BRIN Sarwono Award 2022. Selamat ..!
Prof Annis : Solusi Malnutrisi Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal Mengatasi Stunting