OBAT NEWS – Accelerator Access to COVID-19 Tools (ACT) pada Jumat (28/10/2022) meluncurkan rencana aksi untuk 6 bulan ke depan, menetapkan bagaimana, sebagai kemitraan lembaga kesehatan global yang bekerja bersama pemerintah, masyarakat sipil, dan mitra lainnya, ia akan mendukung negara-negara saat dunia bertransisi untuk pengendalian COVID-19 jangka panjang.
Menyadari sifat virus dan pandemi COVID-19 yang berkembang, rencana tersebut menguraikan perubahan pada pengaturan dan cara kerja ACT-A, untuk memastikan negara-negara terus memiliki akses ke alat COVID-19 dalam jangka panjang, sambil mempertahankan koalisi kesiapan untuk membantu mengatasi lonjakan penyakit pada masa mendatang.
Dikembangkan melalui proses konsultatif dengan lembaga ACT-A, donor, mitra industri, organisasi masyarakat sipil, dan anggota Dewan Fasilitasi, rencana tersebut merangkum area fokus prioritas untuk pilar kemitraan, mekanisme koordinasi dan fungsi inti lainnya, serta menyoroti pekerjaan untuk dipertahankan, dialihkan, atau tetap siaga.
Rencana transisi mendukung pekerjaan lembaga ACT-A saat mereka mengembangkan pembiayaan, implementasi, dan pengarusutamaan upaya COVID-19.
Berpusat di Tiga Area
Sebagaimana dikutip dari laman resmi WHO, fase berikutnya dari kerja mitra ACT-A akan berpusat pada tiga area menyeluruh yakni:
1. Memfokuskan penelitian dan pengembangan serta dan aktivitas pembentukan pasar untuk memastikan saluran untuk alat COVID-19 yang baru dan disempurnakan
2. Mengamankan pengaturan kelembagaan untuk akses berkelanjutan bagi semua negara ke vaksin, tes, dan perawatan COVID-19, termasuk oksigen.
3. Mengonsentrasikan pekerjaan di dalam negeri pada pengenalan produk baru (misalnya, antivirus oral baru untuk mereka yang berisiko tinggi) dan perlindungan populasi prioritas (misalnya, vaksinasi penuh dari petugas kesehatan dan populasi yang lebih tua), untuk mendukung target nasional dan internasional.
Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan ketika dunia bergerak menuju penanganan COVID-19 dalam jangka panjang, ACT-A akan terus mendukung negara-negara dengan menyediakan akses ke vaksin, tes, dan perawatan.
”Rencananya, kami masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai akses yang adil ke alat-alat yang menyelamatkan jiwa, dengan petugas kesehatan dan populasi berisiko sebagai prioritas utama kami,” kata Dr. Tedros.
Transisi ke Satuan Tugas Baru
Artikel Terkait
Anda Belum Positif COVID? Mungkin Cukup Beruntung, Bisa Juga OTG atau Hasil Tes Rapid Antigen Tidak Akurat
Level Antibodi Jadi 98,5 Persen. Siap-siap Muncul Varian Baru COVID, Vaksinasi Anak di Bawah 6 Tahun Dijajaki
Vaksinasi COVID Dosis Kedua untuk Lansia Tak Capai 70 Persen. Warga Didorong Antar Lansia ke Lokasi Vaksinasi
Perkembangan Manusia Mundur 5 Tahun Akibat COVID dan Rentetan Krisis. Ketidakpastian Kompleks, Prospek Suram
Suplemen Vitamin D Ternyata Tidak Memberi Efek Perlindungan Terhadap COVID. Minyak Hati Ikan Kod Lebih Efektif