Penurunan Stunting Melalui Telemonitoring, Masyarakat Di Area Terpencil Bisa Dipantau Kesehatannya

- Kamis, 6 Oktober 2022 | 11:06 WIB
Menkes Budi Sadikin Bersama Ibu-Ibu Yang Menggendong Anak Mungkin Stunting (Kemenkes-ObatNews)
Menkes Budi Sadikin Bersama Ibu-Ibu Yang Menggendong Anak Mungkin Stunting (Kemenkes-ObatNews)

OBATNEWS-Menteri Kesehatan Budi G Sadikin mengatakan bahwa penanganan stunting di Indonesia harus dilaksanakan inklusif melalui intervensi yang tepat.

Mengingat Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030, kualitas SDM akan sangat menentukan produktivitas dan tingkat ekonomi.

“Sebagian besar stunting saat sebelum lahir maka intervensinya harus tepat,” ujar Menkes Budi pada Kick Off Aksi Kolaborasi Penurunan Stunting, Banten, Rabu (5/10)

Menurut SSGBI 2019, 27.67% anak Indonesia mengalami stunting 1 dari 4 anak.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Kembangkan Teknologi Pencegahan Stunting Stunctech Sebagai Layanan Kesehatan Masyarakat

Meskipun angka ini sudah turun dari 37.2 % pada tahun 2013, namun saat ini membutuhkan percepatan mengingat amanah Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 agar stunting diturunkan ke angka 14% pada 2024.

Upaya penurunan angka stunting merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan intervensi dari mulai remaja / usia produktif, ibu hamil, hingga balita.

Sehingga dibutuhkan gerakan nasional yang bersifat inklusif, lanjut Menkes Budi seperti dikutip Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik.

Intervensi pertama melalui aksi bergizi. Intervensi ini dimulai sejak anak perempuan di usia sekolah SMP dan SMA melalui program pengukuran HB dan pemberian tablet tambah darah yang bertujuan mencegah kekurangan zat besi.

Baca Juga: Kejar Target Penurunan Stunting 14% pada 2024. Inilah Program Sinergi Tiga Pihak: Dexa Group, BKKBN dan IBI

Terdapat 3 paket intervensi seperti pemberian tablet tambah darah mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik, dan mengonsumsi makanan gizi seimbang.

Intervensi ini dilakukan untuk memastikan remaja putri sebelum hamil tidak kekurangan zat besi dan gizi.

Intervensi kedua dilakukan melalui pemeriksaan kehamilan kepada Ibu Hamil.

Program ini melakukan pemantauan perkembangan janin melalui USG, pemberian tablet tambah darah, serta pemberian makanan tambahan pada ibu hamil.

Halaman:

Editor: Suryo Winarno

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X