Dua Profesor Sampaikan Konsep Strategis Pemenuhan Kebutuhan Bahan Baku Produksi Obat Bahan Alam

- Senin, 8 Agustus 2022 | 09:08 WIB
Konsep strategis apa yang disampaikan oleh para profesor dalam rangka peningkatan jumlah dan mutu bahan baku obat bahan alam. Ini dia rekomendasinya! (Dok. Panitia Konvensi Nasional Badan POM.)
Konsep strategis apa yang disampaikan oleh para profesor dalam rangka peningkatan jumlah dan mutu bahan baku obat bahan alam. Ini dia rekomendasinya! (Dok. Panitia Konvensi Nasional Badan POM.)

OBAT NEWS: Dua Profesor dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dan dari Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB memaparkan “Tantangan dan Konsep Strategis Nasional untuk Pemenuhan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Produksi Obat bahan alam Mendukung Produksi Obat Tradisional.”

Hal diatas disampaikan saat Badan POM mengadakan Konvensi Nasional “Kemandirian Nasional dalam Penyediaan Bahan Baku Obat bahan alam sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk,” di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 2022.

Diantara beberapa kegiatan tersebut adalah “Focus Group Discussion Kemandirian Nasional dalam Penyediaan Bahan Baku Obat bahan alam sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk Obat Tradisional.”

Baca Juga: Badan POM Inisiasi Konvensi Kemandirian Nasional, Tersedianya Bahan Baku Obat Alami Bermutu dan Berdaya Saing

1.Konvensi Nasional Sinergi Lintas Lembaga

Kegiatan ini, dalam upaya menyiapkan diri untuk menangkap peluang demand terhadap obat dari bahan alam, baik untuk demand dalam negeri dan demand pasar ekspor ke mancanegara.

Konvensi Nasional ini terlaksana melalui sinergi antara BPOM dengan 7 (tujuh) kementerian/lembaga, yaitu: 1.Kementerian Kesehatan, 2.Kementerian Pertanian, 3.Kementerian Perindustrian, 4.Kementerian Perdagangan, 5.Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 6.Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 7.Badan Riset Inovasi Nasional.

Juga melibatkan pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, serta tokoh masyarakat dan media.

Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito menjelaskan bahwa obat bahan alam berpotensi besar untuk dikembangkan, mengingat besarnya permintaan masyarakat terhadap obat bahan alam dewasa ini.

Penjualan jamu dan obat herbal nasional di Indonesia diperkirakan dapat mencapai Rp.23 triliun pada tahun 2025.

Potensi ini juga membuka peluang bagi jamu yang berorientasi ekspor, agar dapat menjadi komoditi andalan di pasar global.

WHO memprediksi permintaan tanaman obat dapat mencapai nilai USD. 5 Triliun pada tahun 2050.

Potensi pengembangan yang besar tersebut perlu didukung dengan kemampuan penyediaan dan pasokan bahan baku yang memenuhi standar/persyaratan keamanan, manfaat, dan mutu, serta kuantitas.

“Tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi dengan menjaga stabilitas ketersediaan bahan baku obat bahan alam, baik dari sisi jumlah, kontinuitas (sustainability) , mutu, maupun harganya melalui berbagai upaya intervensi dari hulu ke hilir,” ungkap Kepala Badan POM dalam sambutannya.

Halaman:

Editor: Karyanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X