OBAT NEWS- Pemerintah terus mendorong produksi bahan baku obat dari bahan alam, dalam rangka mewujudkan Kemandirian Obat Nasional. Dengan kekayaan biodiversitas yang dimiliki Indonesia, dapat menjadi sumber bahan baku obat untuk menekan importasi bahan baku obat kimia.
Kekayaan alam Indonesia, sebagai negara dengan biodiversitas terbesar kedua di dunia yang memiliki lebih dari 30.0000 spesies tumbuhan dan 9.600 tanaman yang terindikasi memiliki khasiat obat.
Ini tentu memiliki potensi besar untuk pengembangan obat berbahan herbal dan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) Fitofarmaka.
Baca Juga: 15 Keunggulan OMAI sebagai Faktor Pembeda. Menjadi Keunggulan Daya Saing Kemandirian Obat Nasional
1.Kebutuhan Pasar Dunia Terhadap Tanaman Obat
Kepala Badan POM, Penny K. Lukito mengatakan pengembangan obat berbahan alam menjadi prioritas pemerintah di lintas sektor. Untuk itu, industri farmasi nasional didorong untuk mengembangkan bahan baku obat bahan alam untuk mencapai kemandirian nasional.
“Harapan dari semua pimpinan Kementerian/Lembaga adalah agar obat berbahan alam menjadi prioritas. Saat ini impor bahan baku ekstrak bahan alam sebesar 25%, Kalau porsi 25% itu diambil produsen dalam negeri untuk produk dengan mutu yang baik dan sustain itu adalah tujuan kita bersama,” kata Kepala Badan POM.
Hal di atas dikemukakan pada Konvensi Nasional “Kemandirian Nasional dalam Penyediaan Bahan Baku Obat Bahan Alam sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk” di Kabupaten Sukoharjo, Surakarta, Kamis, 4 Agustus 2022.
Menurut Penny Lukito, Indonesia mempunyai potensi besar untuk pengembangan bahan baku obat bahan alam. Penjualan jamu dan obat herbal nasional di Indonesia diperkirakan dapat mencapai Rp23 triliun pada tahun 2025.
Artikel Terkait
Sumbangsih Fakultas Farmasi UGM untuk Kemaslahatan Bangsa
Prevalensi Pneumonia 2 Persen. Awas, Waspadai Mikroorganisme dari Ventilator dan Ketika Dirawat di Rumah Sakit
Kampus UGM Siap Wujudkan Lingkungan Yang Suportif Untuk Cegah Perundungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri Vaksin COVID-19 Produksi Bio Farma 79,8 Persen. Jauh Lewati Standar 40 Persen
Satgas COVID Kembali Sebut Vaksin Bukan Obat, Tapi Terus Pacu Booster. Kepala Daerah Diminta Galakkan Prokes