Indonesia Kejar Kemandirian Bahan Baku Tradisional Bidang Farmasi. Lintas Sektor Bertemu di Business Matching

- Rabu, 24 Agustus 2022 | 18:41 WIB
Serai merupakan salah satu kekayaan hayati yang bermanfaat untuk kesehatan. (Medical News Today)
Serai merupakan salah satu kekayaan hayati yang bermanfaat untuk kesehatan. (Medical News Today)

OBAT NEWS - Kekayaan hayati Indonesia merupakan sumber daya yang sangat potensial untuk dikembangkan di bidang farmasi, tetapi selama ini belum dimanfaatkan sepenuhnya, demikian dikemukakan oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt, M.Pharm, MARS.

Dr. Lucia Rizka mengemukakan bahwa besarnya ketergantungan industri farmasi nasional terhadap bahan baku impor merupakan tantangan tersendiri dalam mencapai ketahanan kesehatan nasional.

Dia menyampaikan hal tersebut dalam business matching Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat-Pusat Ekstrak Daerah (P4TO-PED) dengan industri dan usaha bidang obat tradisional dan kosmetika yang berlangsung pada Rabu (24/08/2022) di Courtyard by Marriott Nusa Dua Resort di Benoa, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.

Baca Juga: House of Wellness yang Dibangun Kemenperin Masuki Tahap Akhir. Menjadi Acuan Penggunaan Produk Fitofarmaka

1. Berkorelasi dengan Keragaman Kimia

Sebagaimana dilansir situs Kementerian Kesehatan, Dr. Lucia Rizka mengungkapkan bahwa keragaman hayati tanaman, mikroorganisme, dan biota laut mempunyai kolerasi secara langsung dengan keragaman kimia yang memiliki potensi yang sangat besar bagi pengembangan obat-obatan.

Oleh karena itu, Dr. Lucia Rizka mengharapkan hal tersebut dapat menjadi peluang untuk mengurangi impor bahan baku dan menghasilkan substitusinya terutama bagi bahan baku natural asli Indonesia.

Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt, M.Pharm, MARS.
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt, M.Pharm, MARS. (Kemkes.go.id)

Kementerian Kesehatan sejauh ini sudah merintis pengembangan kemandirian bahan baku sediaan farmasi untuk mewujudkan kemandirian bahan baku natural.

Rintisan tersebut dilakukan dengan cara memfasilitasi peralatan P4TO sejak tahun 2012 dan Pusat Ekstrak Daerah (PED) di tiga daerah.

Baca Juga: Promosi Penggunaan Fitofarmaka, Upaya Peningkatan Penggunaannya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2. Mempertemukan Lintas Sektor

Untuk mencapai tujuan pengembangan kemandirian bahan baku sediaan farmasi untuk mewujudkan kemandirian bahan baku natural, business matching P4TO-PED dengan kalangan industri dan usaha bidang obat tradisional dan kosmetika itulah digelar.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam rangka mempertemukan lintas sektor meliputi industri sebagai produsen, akademisi sebagai sarana pusat penelitian, dan juga daerah penerima P4TO dan PED sebagai penyedia Bahan Baku Natural (BBN) terstandar agar dapat melakukan kerja sama yang potensial.

Halaman:

Editor: M. Syahran W. Lubis

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X